Sri Rahmiyati
Pengawas Madrasah Kemenag Kabupaten Gunungkidul, Anggota Pergumapi
Pergumapi.or.id--Dampak Revolusi Industri 4.0 di Indonesia sangat besar bagi dunia industri juga perilaku di masyarakat. Dunia pendidikan terimbas juga. Hal ini semakin diperkuat dengan terjadinya penyebaran virus corona hingga ke seluruh pelosok negeri. Sehingga mau tidak mau sistem pendidikan dipaksa untuk mengalami perubahan. Model pembelajaran yang awalnya hanya pada pertemuan tatap muka di kelas menjadi sistem pembelajaran yang terintegrasi melalui pembelajaran internet (daring/online).
Perkembangan terakhir di Indonesia, pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah telah ditiadakan dan digantikan dengan belajar dari rumah dalam jangka waktu yang tidak dapat diperkirakan. Dengan kondisi demikian memaksa guru secepatnya wajib melek dunia digital, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas diri. Dan improvement dalam mendidik siswanya menjadi harga mati. Mengapa ? Siswa sudah dalam posisi digital natives (semenjak lahir dari rahim ibu sudah terpapar hal-hal berbau digital) sedangkan guru di posisi digital immigrant (mengenal hal-hal berbau digital setelah dewasa). Guru harus belajar lebih keras lagi.
Di sisi lain efek perpanjangan masa WFH akibat wabah covid-19 membuat tidak nyaman di dunia kerja, karena target kinerja tidak dapat tercapai. Guru dan pengawas madrasah juga merasakan hal ini, tugas pokoknya tidak optimal apabila WFH berlangsung lebih lama. Tugas spesifik guru adalah mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan, baik secara akademik maupun non-akademik. Guru bersentuhan dengan jiwa, terkait keinginan, kemampuan dan kemauan siswa. Begitu juga dengan pengawas madrasah yang bertugas memantau, membina, menilai maupun membimbing guru. Guru harus belajar dan pengawas madrasah harus membimbing. Keduanya memerlukan interaksi dan komunikasi. Namun dengan penyebaran virus corona yang terus meluas, memaksa semua kegiatan bersama harus dihentikan.
Menyikapi kondisi tersebut seorang pengawas madrasah harus mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, metode, pendekatan maupun kecanggihan teknologi. Pengawas madrasah harus menentukan pembimbingan terhadap guru secara tepat. Tujuan pembimbingan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, serta memberikan pengalaman ilmu, keterampilan dan pengetahuan baru.
Menyelenggarakan pelatihan online merupakan bentuk bimbingan yang real, mengingat keterbatasan gerak dan akses. Tidak ada interaksi secara fisik. Hanya diperlukan komputer, telepon seluler, kuota, beberapa aplikasi berbasis IT serta kesepakatan pengaturan waktu dengan guru. Lalu pelatihan online apa yang dapat dilakukan?
Berdasarkan pengalaman selama WFH ini, ada beberapa pelatihan online yang dapat dilakukan seorang pengawas madrasah.
1. Pelatihan memanfaatkan aplikasi yang terdapat dalam berbagai situs web.
Untuk pelatihan online dapat menggunakan aplikasi yang mudah dan tidak berbayar. Misalnya menggunakan aplikasi Google Form yang ada dalam Google. Apa manfaatnya? melalui aplikasi G-Form ini, guru dilatih mengelola data siswa. Bagaimana merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa kuis atau soal berbasis online, mengumpulkan data serta informasi dengan cara yang efisien. Selanjutnya guru juga belajar mengkolaborasikan aplikasi ini dengan situs atau media lain seperti google docs, google drive, youtube. Dari hasil berupa spreadsheet, guru belajar tentang excel, cara mengkonversi file dan mengubah data sesuai kebutuhan dalam bentuk tabulasi, analisis atau diagram.
2. Pelatihan In – On - In
Pelatihan ini merupakan gabungan antara kegiatan berbasis online dengan kerja mandiri terstruktur. Sebagai contoh pelatihan tentang penyusunan adminstrasi madrasah. Kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kepala madrasah/guru dalam menyusun administrasi madrasah. Media yang digunakan WA atau aplikasi telegram, email dan aplikasi administrasi. Kegiatan in dilakukan dengan menyediakan satu hari membuka akses telepon, video call, zoom cloud meeting atau webeex untuk berdiskusi atau dialog. Kemudian pada kegiatan on peserta diminta mengerjakan sendiri dan jika selesai dipersilakan mengirim lewat email, untuk divalidasi dan evaluasi dokumen.
3. Pelatihan online mandiri
Pelatihan mandiri bagi guru yang mencoba memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Google Classroom, Jogja Belajar, Schoology dan lain-lain. Dalam pelatihan ini tidak ada kelas khusus. Guru yang belajar dengan sebuah aplikasi, dapat langsung bertanya melalui pesan pribadi.
Semua kegiatan pelatihan tersebut dilakukan untuk memberikan manfaat langsung kepada guru terkait tugasnya. Sasaran pelatihan adalah guru yang membutuhkan dan mau belajar. Tidak ada target pada jumlah peserta. Namun tetap memiliki target kualitas, agar guru menguasai apa yang sudah dipelajarinya. Untuk itu pembimbing harus telaten, sabar dan bersungguh-sungguh.
Terakhir, WFH dan pelatihan online dapat terlaksana dengan baik apabila kita disiplin, professional dan berintegritas. Mari menikmati WFH dengan hati yang bahagia. (*)
REFERENSI
Purwanto, M. Ngalim, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad Mufid Luthfi, 2019, Mengenal Google Form untuk Kebutuhan Survey Anda, https://idcloudhost.com/mengenal-google-form-untuk-kebutuhan-survey-kita/
Catatan:
Tulisan ini disertakan dalam Lomba Artikel Pergumapi 2020. Panitia tidak melakukan penyuntingan, isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Thanks for reading Work from Home dan Pelatihan Online | Tags: Artikel Lomba artikel 2020
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Amazing. Sukses bu Rahmi
BalasHapusTerimakasih, mohon masukannya..🙏🙏
Hapus