Oleh Yeti Islamawati
Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban. Pepatah Arab mengatakan, tuntutlah ilmu hingga ke Cina. Atau anjuran untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Ilmu itu lentera hati yang akan mengantarkan seseorang sukses dunia dan akhirat. Untuk itu, orang tua berkewajiban menyampaikan kepada anaknya betapa pentingnya menuntut ilmu.
Allah berfirman dalam Alquran surah Al Mujadilah ayat 11, “… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….” Disampaikan juga oleh Nabi Muhammad saw. , “Barang siapa menghendaki dunia, maka hal itu dapat diperoleh dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki akhirat, memperolehnya pun dengan ilmu,” Hadis Bukhori-Muslim.
Ellina School bercerita tentang si kembar Melly dan Nelly yang pindah sekolah atas perintah orang tuanya. Meskipun awalnya berat hati, pada akhirnya keduanya menerima keputusan Mom dan Dad. Mereka yakin, orang tuanya pasti mempunyai pertimbangan tertentu demi kebaikan keduanya. Selain itu, Melly dan Nelly mematuhi karena memang mereka sangat mencintai kedua orang tuanya. Hal tersebut patut dicontoh bagaimana melalui buku ini anak-anak diajarkan untuk menyayangi orang tuanya tanpa syarat. Tentu saja, mengingat orang tua telah berjasa dalam kehidupan kita, limpahan kasih sayang yang diberikan, tak akan pernah bisa dibalas lunas.
Penulis berhasil membuat kejutan pada jalan ceritanya. Ternyata, sekolah barunya berbeda dari sekolah lamanya. Sekolah Ellina School ternyata keren, fasilitasnya oke, serta pelajarannya boleh memilih sendiri. Melly dan Nelly bisa memilih pelajaran sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Setelah menjalani hari demi hari di sekolah barunya, Melly dan Nelly merasa bahwa sekolah itu memang sesuai dengan dirinya. Sungguh, orang tuanya telah melakukan hal yang tepat.
Meskipun demikian, Melly dan Nelly harus bersabar saat mengetahui bahwa “musuh” mereka, Angel, kembali menjadi teman sekolah mereka. Terbayang bagaimana jahil dan usilnya Angel saat di skeolah yang dulu. Bahkan di sekolah yang barupun mereka berdua harus kembali berhadapan dengan Angel. Diam-diam, Melly dan Nelly punya kiat jitu unutk membuat Angel insaf.
Apa yang dilakukan Melly terhadap musuhnya patut ditiru. Terlihat tokoh utama berhasil mengatasi permasalahannya secara cerdas dan solitif. Saat Melly memenangkan tantangan yang diajukan oleh Angel. Melly berhak mengajukan permohonan yang harus dikabulkan oleh Angel. “Tugasmu adalah menjadi sahabat kami dan tidak akan mengganggu orang lain lagi. Mulai sekarang, kalian harus berbuat baik” (halaman 61). Angel akhirnya menjadi sahabat Melly dan Nelly.
Lika-liku kisah sekolahnya di Ellina Scholl tentang sikap anak yang apa adanya, keinginan untuk bereksplorasi dan mencoba-coba sesuatu yang baru dijabarkan secara apik oleh penulisnya. Pembaca seolah-olah dibawa serta hadir di kehidupan tokoh-tokohnya.
Secara keseluruhan, buku cerita anak berjudul Ellina School menunjukkan pentingnya menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya, mengembangkan kelebihan yang dimiliki, dan bagaimana kiat menyelesaikan masalah khas anak-anak. Selain itu, Novel Ellina School mengajarkan kepada anak bagaimana tegar dalam menghadapi masalah. Suatu hari Melly mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya lumpuh. Mom menguatkan Melly, “Teruskan cita-citamu, Sayang. Mom yakin, Melly pasti bisa. Kau tahu, Melly? Di dunia ini tak ada yang mustahil. Mimpi adalah awal kesuksesan. Makanya, teruslah bermimpi dan berusaha” (halaman 85).
Ditulis oleh anak-anak sehingga tentunya membawa nuansa tersendiri. Dunia anak yang penuh dengan kejutan, selalu menarik untuk diselami. Kelebihan lain dari novel ini, pengetahuan penulis mengenai jenis-jenis makanan secara detail. Sebut saja banana split, waffle ice cream, parfruit, cream soup, sirloin steak, ice milk tea, sukiyaki, serta ice tea. Kekurangannya, pada beberapa bagian, terkesan melompat-lompat. Bisa dimaklumi karena perhatian anak-anak masih mudah terbagi. Cocok dibaca oleh semua umur, terutama anak-anak, dan orang tua.
Judul: Ellina School
Penulis: Anetta Tizian Wibowo
Penerbit: DAR! Mizan
Cetakan: I, 2017
Tebal: 104 halaman
ISBN: 978-602-420-533-1
Penulis: Anetta Tizian Wibowo
Penerbit: DAR! Mizan
Cetakan: I, 2017
Tebal: 104 halaman
ISBN: 978-602-420-533-1
Thanks for reading Resensi: Asyiknya Menuntut Ilmu | Tags: Resensi
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Resensi: Asyiknya Menuntut Ilmu
Posting Komentar