Rohmat Bekti Nugroho
Berharap
pada sinar rembulan
yang tertutup awan
Bercerita
pada pelangi
yang hanya sekejap lintasi
Aku masih menanti
munculnya sang mentari
esok hari
Tak pasti
hati jeratkan diri
pada jeruji janji
Sudahlah
tak usah lambungkan harap
biar saja hinggap
Menanti
hadirnya raga
hangatnya jiwa
Apa yang kucari
titian emosi?
atau sekedar imaji?
Lorong waktu
kuhabiskan menantimu
sadarkah kamu?
Kurasa tidak
kecuali aku teriak
hingga tersedak
Bodoh memang
tapi biarlah
tetap menengadah
Berharap
goresan rasa
akan kau hiba
Menantimu
terasa sakit
buatku bangkit
Jenjang ruang
masih kusisakan
agar kau berkenan
Lantunan nada
harmoni fana
sesakkan dada
Jika
enggan tiba
tak mengapa
Tapi
masih saja tak rela
lenyapkan asa
Penantianku
julangkan kalbu
terbangkan rindu
Celoteh pagi
sadarkan diri
tak pantas kau kunanti
Thanks for reading Puisi: Sebuah Penantian | Tags: Puisi Sastra
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Puisi: Sebuah Penantian
Posting Komentar