Rohmat Bekti Nugroho
Pagi-pagi buta, dia sudah terhempas entah kemana
Siang pun tak ada suara
Pintu rumah terkunci degan rapatnya
Pak Tua tak berani keluar dari peraduannya
Setahun lalu, ia terjebak bujuk rayu pembantu sebelah rumah
yang katanya mau dinikah
tapi ternyata itu hanya sumpah
yang tak pernah terjamah
Kalung emas tiga puluh gram
cincin berlian sudah digenggam
dia hanya bungkam
tatkala diberondong pertanyaan yang menghantam
Tak banyak timbang
tanpa bimbang
suatu siang
tatkala rentenir itu datang
Di benaknya hanya asmara
dan hasrat yang menggelora
untuk dapat pujaan hatinya
berlabuh saat usia senja
Namun apa daya
ketika harapan telah sirna
wanita itu pergi darinya
hancurkan mimpi yang didamba
Pak Tua tak lagi berjaya
hasil panennya gagal mendera
kebun buahnya tak tunjukkan hasilnya
dia pasrah tanpa daya
Rentenir datang membombardir
buatnya jadi sangat kikir
dia tak mau tersingkir
apalagi terjungkir
Pak Tua menyerahlah saja
jual sawah dan tanah yang ada
tunai sudah jandi semula
dan kau akan tenang setelahnya
Rohmat Bekti Nugroho adalah anggota Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi). Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini juga merupakan guru bahasa Inggris MTs Negeri 4 Gunungkidul. Selain menulis puisi, Rohmat juga menulis ceritan pendek.
Pagi-pagi buta, dia sudah terhempas entah kemana
Siang pun tak ada suara
Pintu rumah terkunci degan rapatnya
Pak Tua tak berani keluar dari peraduannya
Setahun lalu, ia terjebak bujuk rayu pembantu sebelah rumah
yang katanya mau dinikah
tapi ternyata itu hanya sumpah
yang tak pernah terjamah
Kalung emas tiga puluh gram
cincin berlian sudah digenggam
dia hanya bungkam
tatkala diberondong pertanyaan yang menghantam
Tak banyak timbang
tanpa bimbang
suatu siang
tatkala rentenir itu datang
Di benaknya hanya asmara
dan hasrat yang menggelora
untuk dapat pujaan hatinya
berlabuh saat usia senja
Namun apa daya
ketika harapan telah sirna
wanita itu pergi darinya
hancurkan mimpi yang didamba
Pak Tua tak lagi berjaya
hasil panennya gagal mendera
kebun buahnya tak tunjukkan hasilnya
dia pasrah tanpa daya
Rentenir datang membombardir
buatnya jadi sangat kikir
dia tak mau tersingkir
apalagi terjungkir
Pak Tua menyerahlah saja
jual sawah dan tanah yang ada
tunai sudah jandi semula
dan kau akan tenang setelahnya
Rohmat Bekti Nugroho adalah anggota Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi). Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini juga merupakan guru bahasa Inggris MTs Negeri 4 Gunungkidul. Selain menulis puisi, Rohmat juga menulis ceritan pendek.
Thanks for reading Puisi: Rentetan Rentenir | Tags: Puisi Sastra
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Puisi: Rentetan Rentenir
Posting Komentar