Ranselhitam.com |
Coba ratapi tiga dasawarsa
Tentang apa yang kupunya
Tentang apa yang kan kubawa
Ini bukan mengenai harta
Bukan pula belahan jiwa
Dengan apa membayar harga
Usia seketika berkalang tanah
Inilah aku…
Sengit mengangkangi simpulan kalbu
Menenggak ranumnya dunia
Mengoyak santun yang tersisa
Inilah aku…
Beringas ditunggangi nafsu
Porandakan kebajikan
Tak hiraukan hari pembalasan
Acap kali tak ukur diri
Merasa ibadah paling berarti
Bergegas di antara panji
Berkoar suci pekerjaan hati
Kini hati berbinar rindu
Kuliti jelaga kalbu
Wahai pemegang jiwaku
Masih dapatkah ku ulur waktu
Bilik hati dipenuhi doa
Harap memelas seiris berkah
Dari yang Maha Segala
Hingga tangguh waktuku tiba
Tercekat raga segera berpaut
Bengis maut mampir merenggut
Tebusan tawa dunia
Meninggalkan raga tak bernyawa
Inilah aku…
Meringkuk kaku terbuai bisu
Selaksa lidah ciptakan kelu
Berhujam siksa dipukul dipalu
Inilah aku…
Merangkak mengerang memohon padaMU
Jauhkan aku dari pilu
Ambilkan kebaikan untukku
27 Mei 2017
Eza Avlenda, M.Si. adalah guru MTs Negeri 1 Kota Bengkulu dan Wakil Ketua Umum Pergumapi. Puisi ini disiarkan pertama di Antologi Puisi Ultah Kesatu Kopra (Soega Publishing, 2017).
Thanks for reading Puisi: Akhir Hariku | Tags: Puisi Sastra
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Bagus sekaliiii..... 👍👍👍
BalasHapus