Indianyouth.net |
Tati Nuryati, S.Pd.
Guru MTs Negeri 1 Kota Bandung dan anggota Pergumapi.
Menelisik tragedi pengeboman di terminal Kampung Melayu yang merenggut korban jiwa, membuat hati saya terhenyak, mengapa demikian? Ternyata tempat tinggal pelaku bom bunuh diri tak jauh dari tempat tinggal saya. Saya coba mencari tahu tentang kehidupan sosial dan kepribadian sang Pengebom lalu berdiskusi dengan beberapa teman dekat saya yang kebetulan menjadi tetangga dekatnya, dan....akhirnya saya dapatkan informasi yang menggetarkan hati, mengapa demikian? Sosok sang Pengebom terkenal sebagai orang yang baik, sopan, dan agamis...itu yang mereka katakan. Namun, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya, mereka mengatakan bahwa dia “ tertutup”. Kata inilah yang menurut hemat saya memiliki kesamaan sifat dengan para pelaku bom yang lalu.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu, akan tetapi bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan saya khususnya yang berkapasitas sebagai seorang guru yang mendidik, membimbing, dan mengajar peserta didik, mengingat dulunya “pelaku” pasti pernah menjadi seorang peserta didik/murid, tentu hal ini menjadi penting bagi saya.
Sebagai seorang pendidik, mengenal karakteristik peserta didik adalah sangat penting karena pendidik adalah orang tua di sekolah. Karakteristik “tertutup” yang dimiliki “pelaku” biasanya nampak pula saat dia berada di dalam kelas. Sifat tertutup atau introvert ini sebetulnya tidak selamanya bermakna negatif. Peserta didik yang memiliki karakteristik introvert biasanya saat berada di sekolah menampakkan prilaku sebagai berikut:
Memiliki teman yang sedikit tetapi bisa berlangsung seumur hidup, karena itu orang introvert cenderung setia
Pendiam, serius, teliti, dan bertanggung jawab dalam tugas dan pekerjaannya
Pemikirannya jauh, mendalam, dan perfeksionis
Menjadi individu yang kreatif dan mandiri
Memendam permasalahannya sendiri, jarang berbagi masalah dan menceritakan kehidupannya kepada orang lain
Cepat depresi, mudah tersinggung, dan emosional karena dia memendam masalanya sendiri.
Dari karakteristik sifat introvert di atas point ke-1 dan ke- 5 menurut saya adalah hal yang harus diwaspadai. Mengapa? Alasannya adalah:
Pertama karena pada point ke-1 mengindikasikan jika peserta didik salah memilih teman maka itu sangat berbahaya. Teman memberikan pengaruh yang sangat besar bagi seseorang , terutama dalam sikap dan pemikiran. Banyak kenyataan yang membuktikan bahwa orang yang tadinya baik dapat berubah dengan begitu cepat karena terpengaruh oleh teman yang buruk, termasuk doktrin doktrin yang menyesatkan. Teman adalah guru berjalan karena selalu menemaninya sehingga sikap dan prilakunya banyak diikuti dan dicontoh.
Kedua karena pada point ke-5 mengindikasikan bahwa peserta didik tidak dapat menceritakan masalahnya dan hanya memendam masalahnya sendiri membuat beban pikiran dan mental bertambah berat. Sebagai makhluk sosial kita membutukan bantuan dan orang lain untuk berbagi ide, pikiran, susah, dan senang. Masalah yang dipendam sendiri secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Guru adalah orang tua di sekolah sehingga idealnya adalah orang yang pertama mendapat kepercayaan dari peserta didik untuk mencurahkan masalahnya.
Berkaca dari dua alasan di atas, sebagai pendidik kita harus siap siaga untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Tindakan yang sepatutnya kita lakukan agar peserta didik yang memiliki karakter introvert tidak terjebak penyimpangan sosial, salah satu diantaranya adalah teorisme adalah dengan melakukan hal-hal berikut ini:
Pertama, menanamkan pemahaman akidah agama dan moral yang lurus dengan membuka cakrawala mereka bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘aalamiin yang anti terosisme, meluruskan makna jihad yang sesungguhnya, membela kebenaran dan keadilan yang bersumber pada Al- Qur’an dan As- Sunah tanpa harus menyakiti orang lain seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kedua, kita sebagai pendidik harus menjadi orang tua yang baik bagi peserta didik di sekolah, yaitu dengan membuka lebar hati dan kedua tangan kita untuk merangkul mereka dengan penuh perhatian dan kasih sayang, tidak pilih kasih, objektif, dan bijaksana dalam memperlakukan mereka.Kita harus mengenali karakteristik peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih saat berinteraksi di kelas dan di luar kelas. Berikan service excellent dengan meluangkan waktu mendengarkan kelu kesah dan masalah mereka dan mencoba membantunya dengan memberikan solusi yang tepat.
Ketiga, memfasilitasi peserta didik untuk memiliki teman yang baik dan lingkungan pergaulan yang baik, hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang yang menyenangkan, menghargai perbedaan, bebas dalam mengemukakan ide dan perasaan sehingga peserta didik merasa bahagia saat berada dikelas/sekolah, baik itu saat belajar, bermain, dan bergaul.
Keempat, menciptakan pembelajaran berkualitas dan menyenangkan. Pembelajaran berkualitas adalah yang berkualitas perencanaannya, berkualitas pelaksanaan dan prosesnya, serta berkualitas hasilnya. Menyenangkan dalam hal ini adalah guru yang frofesional, materi yang mudah dicerna dan difahami anak, proses yang interaktif, Tujuan belajar bukan hanya ketercapaian kurikulum atau tuntasnya nilai mata pelajaran, yang lebih dalam dari itu adalah kita harus mampu memanusiakan manusia, yaitu membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan berkualitas lahir maupun bathin.
Mencegah tindakan terorisme bukan hanya tugas alim ulama dan anti teror tetapi adalah tugas kita semua termasuk para pendidik di negara ini. Faham terorisme harus diwaspadai karena sudah merasuk ke berbagai lapisan masyarakat, berbagai profesi, kelas sosial, dan gender. Semoga peserta didik kita tidak terjerumus, terhasut, dan dicuci otaknya oleh faham jihad yang menyesatkan. Amin YRA.
Sebagai penutup, saya berharap semoga tulisan singkat ini bermanfaat khususnya bagi saya dan seluruh pendidik di negara ini. Mohon maaf jika banyak kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran sangat saya harapakan untuk kesempuranaan tulisan saya yang akan datang. Sekian dan terima kasih. (*)
Thanks for reading Mewaspadai Terorisme melalui Pendekatan di Sekolah | Tags: Artikel Esai
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Mewaspadai Terorisme melalui Pendekatan di Sekolah
Posting Komentar